26.10.10

Gadis "Hama"

Oktober tepat tanggal 26 di tahun tersingkat: 2010
Hmm, sulit untuk dijelaskan. Hari ini aku pulang membawa setumpuk masalah baru dan segunung pekerjaan rumah dari sekolah. Hari mendung ketika aku berjalan bersama I dan A sepulang sekolah. Yah, dua jam sebelum kami pulang memang hujan sudah turun, tapi kini berhenti.

Aku mengantar I ke pasar untuk membeli gas untuk kompor portable yang akan dipakainya esok, ia tidak tahu harus membeli dimana. Aku "biasanya" dapat diandalkan oleh teman-teman baikku dalam berbagai macam hal dan bidang, tetapi kini...

Gadis "hama" itu datang, mengganggu hidupku yang sudah penuh masalah ini dengan persoalan baru. Ia merebut pacar salah satu sahabat Pramuka-ku, kemudian ia merebut teman-teman baikku, selalu mencampuri urusan dan bahkan menyela perbincanganku, ia memata-matai jejaring sosialku, dan menyontek segala yang kulakukan. Ia tadinya memang temanku, tapi tidak sekarang. Ia sombong akan kepintaran dan bakatnya, ia selalu memamerkan kelebihannya pada orang lain dengan dilebih-lebihkan, yang mana membuatku muak. Ia selalu bercerita padaku dan sesekali aku memberinya saran, tetapi ia menolak saranku dan menyikapi masalahnya dengan sangat bodoh. Bagaimana seorang anak berumur 14 tahun yang sebulan lebih tua dariku dan masuk ke kelas unggulan tetapi sangat idiot dalam menyikapi masalah?

Well, terkadang aku juga salah, tidak ada manusia sempurna, bukan? Aku selalu ingat itu. Tetapi menurutku caranya menyikapi masalah sangat bodoh, well, itu kan hanya anggapanku saja. Dan hingga saat ini, aku tidak tahu, apa yang membuatnya berubah sampai sedemikian rupa buruknya.

Aku pulang berjalan kaki memutar menghindari pasar setelah selesai mengantar I, menatap awan yang sepertinya hampir kelelahan menahan air hujan. Hari ini si gadis "hama" sudah berani mengeluarkan kata-kata yang sangat kotor didepan muka salah satu teman baikku di kelas, untuk apa kutegur? Sudah pernah kusindir tersirat tapi rupanya ia tidak peka, toh yang malu bukan aku. Kata K, ia bertindak seperti itu karena ia cemburu pada teman baik Pramuka-ku yang kembali melanjutkan hubungan dan merayakan 7 bulan jadian dengan pacarnya yang sempat diambil alih si gadis "hama".

Apa ia tidak punya otak? Tidak punya malu? Ia tahu itu pacar orang, kok bisa-bisanya seenaknya merebut pacar teman baik Pramuka-ku itu? Tadi K meminta bantuanku menuliskannya puisi yang akan dibacakannya esok hari dalam perlombaan "Say no to Drugs" kalau tidak salah. Maka ia memberiku kertas yang sudah ada puisi buatannya, yang akan kusederhanakan bahasanya serta kutambah satu bait yang nantinya akan kurundingkan lagi bersama K. Dan kubawa kertas itu ke tempat dudukku. Belum sempat kubaca, gadis hama berkata-lebih kepada dirinya sendiri-"Ini, ya?", lalu langsung merebut kertasku tanpa permisi dan menuliskan puisi versinya dibagian kertas yang kosong, lalu mengembalikannya tanpa minta maaf. Ia tahu itu kertas puisi K karena ia selalu mengekori teman-temanku itu.

Aku hanya bisa memandang kertas yang kini ada dihadapanku itu sambil berpikir, tak punya tata krama-kah ia? Atau adatnya seperti itu karena ia baru didatangkan dari desa yang tak punya norma? Aku jijik pada tingkah lakunya yang makin lama makin menjengkelkan itu.

Aku tak kuat lagi berjalan kaki, maka kuputuskan untuk naik angkutan umum dari palang KA yang berjarak sekitar 800 meter dari rumahku. Turun dari angkutan umum, awan telah lelah, sedikit demi sedikit mulai ditumpahkan air hujan jadi gerimis. Hah, hujan. Hah, masalah. Kini aku hanya berharap masih ada saus sambal dan seliter soda di rumah.

2 comments:

  1. nad gue tau siapa, sabar yaa, gue juga agak kesel ama dia hohoho :') *mjb

    ReplyDelete
  2. huaa syif jangan kasi tau siapa-siapa please ._.

    ReplyDelete