11.12.10

Lalala~~~

Hmm, lagi-lagi aku tidak bisa tidur. Padahal malam kemarin aku tidak begadang dan tadi pagi aku bangun pukul 9an dan langsung nonton Penguins of Madagaskar di GlobalTV. Di tambah lagi aku harus mengikuti kompetisi karena aku mengajukan diri. Aku bahkan belum menyentuh buku! Satu-satunya buku yang kusentuh adalah buku novel yang kupinjam dari perpustakaan Jumat lalu. Padahal kompetisi yang kuikuti akan menanyakan materi dari setidaknya 29 bab. Serta pakaian yang akan kupakai, batik seragam sekolahku, belum di setrika karena baru tadi siang dicuci dan masih tergantung dengan lembab di teras depan rumah.

Aku tidak bisa tidur. Kali ini karena aku merindukan seseorang. Gara-gara novel sialan itu aku jadi tidak mau belajar dan jadi teringat pada orang itu! Aku tidak ingin melupakannya, tetapi harus. Sangat menyakitkan perasaan ini, perasaan memaksa diri sendiri untuk melupakan orang yang paling kita cintai. Berat, tetapi jika keadaan memang seperti ini adanya, ya jalani saja. Dan seperti kata D'Massive, "Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik..."

Aku sudah berpisah dengannya selama 6 bulan, 6 bulan yang bagai bertahun-tahun, menyiksa, mendera, menyayat, bagai mencengkeram hati hingga pecah. Tetapi hati tidak bisa benar-benar hancur. Aku ingat sekali hal-hal yang memisahkan kami, hal-hal sepele seputar duniawi. Hal yang dapat dimaklumi jika tidak dibesar-besarkan seperti yang dilakukannya. Dia bahkan menggunakan aku untuk mendapatkan yang dia inginkan.

Tetapi banyak orang peduli padaku saat itu, dengan mudah aku diselamatkan dari masa depan yang suram (madesu aja napa, elah susah amat bahasa lu :P). Aku sedih harus berpisah dengannya, tapi harus. Untuk apa aku bertahan demi bersama dia yang jahat? Begitu kata orang-orang. Orang lain juga bilang bahwa aku akan lama berpisah dengannya. Harus kuakui ia memang jahat, tapi aku menyayanginya, bagaimana pun.

Dan kini, aku rindu suaranya, rindu ciumannya di dahiku, rindu perhatiannya, rindu candaan dan tawanya, rindu pelukannya, rindu ceritanya, rindu memijati kakinya yang lelah selepas bekerja. Aku rindu segala-galanya yang dulu ia beri padaku. Tapi apakah ia rindu padaku? Apakah pernah terbersit di hatinya untuk menemuiku sekali saja untuk sekedar menatapku? Aku rindu dirinya, aku masih sayang padanya, sayang sekali.

However bad you are, but still, I love you,
Mom.

2 comments: