25.2.14

Radio 25000

Siang itu aku bertemu dengannya.

Jarang sekali aku bisa berkesempatan menatapnya dari dekat. Wajahnya cantik nan rupawan seperti biasanya. Berseri penuh semangat seperti biasanya. Mungkin hari ini hanyalah satu dari sekian banyak hari-hari yang dijalaninya dengan penuh rasa bahagia. Namun ia tidak pernah tahu bahwa hari itu ia telah 'membalikkan perasaannya' pada seseorang. Seseorang itu, yang namanya mungkin sempat terlintas dalam pikirannya. Tunggu dulu. Bukan hanya mungkin, nama orang itu memang sudah terlintas. Tapi aku tahu, ia urung menyebutkannya padaku meski sudah diujung lidah.

Siang itu pula aku bertemu dengan yang lainnya.

Jarang sekali aku bisa berkesempatan menatapnya dari dekat. Saking dekatnya, aku sampai bisa mencium bau tubuhnya yang khas, yang sesekali terngiang dalam kepalaku. Wajahnya yang aneh tapi nyata. Datar seperti biasanya, hanya tersenyum saat berbicara. Mungkin hari ini hanyalah satu dari sekian banyak hari-hari yang dijalaninya dengan penuh kegiatan. Namun ia tidak pernah tahu bahwa hari itu ia telah 'menambahkan perasaannya' pada seseorang. Seseorang itu yang namanya jarang terlintas dalam pikirannya. Tunggu dulu. Memang jarang, tapi kali ini nama itu melintas lagi. Tapi aku tahu, ia urung mengakuinya padaku meski sudah diujung lidah.

Siang itu cuaca sedang mendukung. Matahari menyinari, namun tidak berlebihan karena langit berawan. Jalanan yang kulalui itu terasa aneh bagiku. Sepi, hanya selebar 4 meter, dan sisi-sisinya ditumbuhi pepohonan. Angin berembus, membawa udara sejuk, membuat dedaunan pohon-pohon itu bergemerisik. Mungkin hari ini hanyalah satu dari sekian banyak hari-hari yang kujalani dengan penuh berdiam diri. Menatap sekeliling sambil tersenyum. Betapa aneh semua ini. Kadang, hanya kadang, kita hanya perlu duduk dan memperhatikan.

No comments:

Post a Comment