Sedekat
januari. Namun januari tak bisa disalahkan. Hanya karena februari datang, lalu
menghancurkan segalanya. Januari tak bisa disalahkan. --Sedekat
januari, yang tetesan hujannya masih segar menerpa memori, yang angin dinginnya
masih menghembus nurani. Hanya karena februari datang, lalu mengenyahkan
segalanya. --Sedekat
januari, yang rasanya seperti bertahun-tahun lalu. Padahal hanya beberapa waktu yang lalu. Sedekat itu. --Namun
januari tak bisa disalahkan, begitu juga februari. Dilihat dari sudut mana pun,
keduanya sama-sama benar. Keduanya sama-sama salah. --Meski,
dulu kita sedekat januari. Jangan rindu pada januari. Jangan pula sedih
mengingat januari. --Meski, kita mencintai januari. Jangan salahkan januari, akan kenangan-kenangan yang
dibawanya pergi....
No comments:
Post a Comment