13.11.16

ten hours of ...

tidak ada gunanya berkontemplasi tentang kita yang nyata hanya untuk sepanjang sepuluh jam. tidak ada bedanya, kebahagiaan yang kita perbincangkan sepanjang sepuluh jam itu, dengan kebahagiaan lain yang dapat dicari diluar sana. kebahagiaan kala itu, coklat, kopi, keripik, software pengolah data yang not responding, botol-botol yang berisi beragam jenis air. menertawakan diri kita sendiri pada pukul satu dini hari di depan pintu sebuah gedung, bertemankan angin malam yang dinginnya menembus baju tiga lapis.
tidak ada hal lain yang ingin aku ketahui selain apa yang kamu rasakan saat itu. apakah rasa bahagia yang sama yang aku rasakan saat itu juga kamu rasakan? meski hanya untuk sepanjang sepuluh jam. rasanya seperti mengecup wewangian edelweiss di puncak gunung, yang harumnya mengobati segala kerinduan. rasanya seperti menghirup kabut yang turun kala itu, segarnya menyejukkan hati. namun hanya untuk sepanjang sepuluh jam. siapa pula yang bisa terikat perasaan sesaat hanya untuk sepanjang sepuluh jam? mungkin hanya aku. namun entahlah. semua berkata itu hanya sepanjang sepuluh jam. tapi rasanya tidak secepat itu.
seharusnya dari awal tidak kunaiki perahu itu, karena ditengah jalan, gelombangmu menghadang dan meluluhlantakkan segalanya, membawaku kembali ke pulauku. seharusnya aku tidak hanyut terbawa... karena semuanya terjadi hanya untuk sepanjang sepuluh jam.
akhirnya aku pergi. aku tidak mau terngiang apa-apa yang terjadi selama sepanjang sepuluh jam itu.

'keluyuran terus lu'
"biar bahagia"


No comments:

Post a Comment