8.10.18

Lost: kali ini tidak hujan

Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertemu dengan Los lagi. Hahaha, kadang aku suka bertanya pada diriku sendiri, memangnya Los itu apa? Monster? Sampai aku sebegitunya ingin menghindar. Sebenarnya yang kutakutkan adalah diriku sendiri. Di penguhujung pertemuan, rasa itu pasti muncul kembali. Rasa yang kutepis mati-matian untuk membuktikan bahwa: kami hanya teman dan kami tidak ada rasa yang lebih. Menyedihkan memang, untuk menghadapi kenyataan bahwa ternyata aku memendam rasa pada Los, temanku.

Lebih menyedihkannya lagi, ketika aku tahu tipe perempuan yang Los sukai, meskipun Los tidak mengakuinya secara langsung. Ah, aku bukan tandingan perempuan-perempuan berparas cantik yang tinggal di kota, cerdas, dan banyak teman. Aku otomatis kalah. Bahkan otomatis tersingkir sebelum dipertandingkan. Ah, jadi yang seperti itu...

Bodohnya aku, masih saja mencari secercah harapan dibalik itu semua. 'Paling tidak, kini ia mengkhawatirkan aku,' pikirku. Diriku memang sedikit bebal dan bodoh. Sejak kapan Los mengkhawatirkan aku? Los hanya sekadar mau tahu saja apa yang sedang aku kerjakan, bukan berarti kalau Los peduli, ya, kan? Memang benar, Los menanyakan kabarku, bagaimana progress pekerjaanku, apakah aku perlu teman untuk menyelesaikan masalahku... namun itu semua adalah yang dilakukan oleh seorang teman, ya, kan?

Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk bertemu dengan Los lagi. Hahaha, kadang aku suka bertanya pada diri sendiri. Memangnya Los itu apa? Monster? Bukan, Los adalah temanku.


No comments:

Post a Comment