11.9.19

Lost: Da-dum

Setelah kejadian tidak mengenakkan bersama Dam semalam... tiba-tiba Los mengajakku untuk bertemu. Setidaknya aku lebih percaya kalau Los tidak akan aneh-aneh sejauh itu denganku. Aku kini tengah duduk di lantai dua sebuah kedai es krim, mengamati es krim cone yang baru saja aku beli. Kini gantian Los yang pergi ke bawah untuk beli es krim. Los agak lama di bawah, karena kedai ini juga sedang penuh karena akhir minggu. Lamat-lamat aku menikmati es krim itu sambil melamun--sambil menunggu Los juga. Aku masih tidak bisa mengenyahkan realita bahwa Dam... ah sudahlah. Los datang dengan membawa es krim cup. Sayang sekali ia beli yang cup, pikirku. Padahal cone disini enak sekali.

"Lo kenapa, sih? Bengong mulu dari tadi?" tanya Los ketika hendak duduk di kursi di depanku.
'Ah, ngga apa-apa, kok, Los.' jawabku sekenanya. Masih bertarung hebat dengan diriku sendiri, apakah aku akan menceritakan kejadian semalam pada Los.
"Lim, gue mau lanjutin cerita gue sama Nar." ujar Los. Ah, iya. Akibat kejadian semalam aku jadi sedikit lupa kalau cintaku pada Los kini benar-benar kandas. Dan Los hanya bisa menceritakan hal ini pada Dam dan aku. Namun karena Dam belum kembali, jadi Los menghubungiku. Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini?
'Eh, iya, gimana kelanjutannya lo sama Nar?" tanyaku, berpura-pura excited padahal aku tidak tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Yah, setelah cerita terakhir yang kudengar dari Los mengenai Nar yang membutuhkan space dari Los... Los masih tidak putus asa dan masih ingin memperjuangkan Nar. Los ingin sekali menjaga Nar karena, entah aku lupa Los bilangnya bagaimana, namun sepenangkapanku Nar itu punya masalah dan Los ingin sekali membantu Nar. Los bilang, setelah nembak Nar, Los jadi intens sekali mengirimkan pesan singkat untuk Nar. Los juga dengan polosnya bilang padaku, "Ya gue sempet bilang sih ke Nar kalau dulu gue sering banget mantengin twitter-nya Nar."

Kalau aku jadi Nar, mungkin saja aku jadi sedikit takut pada Los. Merasa Los jadi creepy, begitu. Apalagi dengan chat yang tiba-tiba menjadi intens, padahal tadinya ia tidak begitu. Mungkin aku juga akan merasa risih, kaget, shock? Meskipun sudah ada peralihan status hubungan sekalipun. Mungkin juga itu yang dirasakan Nar. Oh, dan sembari aku berbincang begitu dengan Los, aku membuka twitter Nar... yang kini ternyata sudah digembok, padahal tadinya tidak. Posisinya Los tidak punya twitter, jadi kini Los tidak bisa lihat lagi.

Sebenarnya aku tidak menyangka Nar akan seperti ini pada Los. Aku pikir semuanya akan lancar. Bahkan saat Los bercerita di perjalanan kami ke Gunung Salak pun, aku berpikir bahwa kalau Los nembak Nar, sudah pasti jadi, deh, mereka. Tentu saja aku bilang begitu tanpa embel-embel bahwa sebenarnya saat itu rasanya hatiku seperti sedang masuk mesin penggilingan.

Los juga berpikir semua ini akan lancar-lancar saja, dan ini semua jadi membuat Los kepikiran. Namun sama juga seperti yang sudah aku katakan di Gunung Salak bahwa semuanya ada risikonya, semua ada konsekuensinya: bagaimana kalau Los jadinya kehilangan sosok sahabat dari diri Nar? Dulu itu aku tanyakan pada Los. Los pasti sudah memperkirakan kondisi terburuk itu, kan.

Los bilang ia sudah tahu konsekuensi terburuk itu, namun ia tidak memperkirakan kalau ternyata hal itu yang kini terjadi. Hah, bagaimana pun juga kondisi terburuk itu juga punya probabilitas untuk terjadi, kan. Kebetulan juga Los kini sedang satu kantor dengan dua sahabat Nar, Ral dan Hay. Los bilang, kini Ral dan Hay tidak pernah lagi membahas mengenai Nar pada Los. Sama sekali tidak pernah. Ketika Los bertanya mengenai Nar pada mereka berdua pun, mereka akan menjawab seadanya, bahkan seminimal mungkin. Yah aku tidak heran. Pertemanan perempuan kadang memang begitu, kan. Saling backup kalau sudah soal cowok. Tapi apa-apa yang Los lakukan pasti akan dilaporkan ke Nar oleh Ral dan Hay.

Es krim ku cepat sekali mencair. Padahal aku sudah berusaha secepat mungkin untuk memakannya. Aku hanya bisa menatap lelehannya jatuh keatas tisu yang sudah kusiapkan sedari tadi. Untunglah yang mencair hanya es krim, kalau air mataku ikut mencair, kan, tidak lucu. Yah, sepertinya saat ini Los benar-benar harus membuat langkah yang benar agar tidak kehilangan Nar. Dan sepertinya aku juga harus menenangkan hati sejenak dari Los maupun Dam.

No comments:

Post a Comment