22.1.20

tired

Hehe.. belakangan ini gue sering buka-bukain postingan zodiak gitu di ig. Gatau kenapa tiba-tiba jadi banyak gitu lewat di explore gue. Dan sejujurnya gue bukan tipikal yang percaya zodiak-zodiakan kaya gitu. But this post hits me hard.
Entah ya. Baru-baru ini gue bertanya-tanya apakah gue ini termasuk people pleaser, atau udah dari sananya "terlalu baik" sama orang lain. Gue kebayang-bayang sama hal-hal yang sudah gue lalui: ngebantuin orang seolah-olah kerjaannya dia adalah kerjaan gue. Hal ini ngga cuma kejadian di kuliah, tapi di organisasi, lingkaran pertemanan, even sekarang di kerjaan. Gue sampe mikir: ya apa gue segampang itu? Apakah orang-orang melihat gue sebagai sasaran empuk untuk bisa mereka "mintain tolong"? Well asli niat awal gue itu memang untuk menolong, membantu. Gue ngga tegaan kalau ada orang yang lagi susah, pasti sebisa mungkin gue bantu, gue cari celah waktu... ya effort deh kalau mau dibilang mah. Gue bisa se-nggak tega-an itu, karena gue selalu menempatkan diri gue di sepatu mereka. Gue pasti akan sangat bersyukur, kalau gue lagi susah kaya gitu, dan ada yang mau nolong gue. Namun kemudian biasanya orang-orang itu... yea gue maunya husnudzon aja sih, tapi karena ketika posisinya dibalik dimana gue yang minta tolong sama mereka dan mereka ngga ada disana untuk gue... Gue merasa lelah. Dan gue merasa kecewa. Padahal kejadiannya ngga sekali dua kali aja, baik dengan orang yang sama maupun beda orang. Gue lantas merasa ini toxic banget. This is why i've been cutting off people lately. Ini poin utama curhatan gue hehe.

Dan... gue sebenarnya masih ada tanggungan "tugas" di salah satu organisasi gue. Gue dituntut untuk bikin sebuah ekspedisi mini, bersama 4 orang yang lain. Kebetulan kemarin itu perencanaan bidang gue udah kelar dan tinggal nunggu perencanaan bidang-bidang yang lain aja. Tapi kemarin gue ngeliat kalo temen-temen gue lagi pada banyak kerjaan diluar, jadi dengan polosnya gue nanya: mau aku back up dulu ngga untuk sementara?

That was the worst idea ever. Akhirnya sekarang ketumpuan bikin perencanaan bidang-bidang yang sebenernya bukan bidang gue. Ketika mereka udah ngga sibuk dengan kerjaan mereka diluar organisasi pun, mereka gaada kepikiran untuk menyelesaikan apa yang mereka limpahkan ke gue. Terus gue capek... lagi. Dan sebelum perjalanan, ada pemaparan perencanaan dulu kan... mereka main nentuin tanggal aja dong ngga diskusi sama gue padahal tanggal segitu gue ngga bisa. Asli sih disitu gue udah capek banget parah kebanyakan dramanya. Di perencanaan aja gini gimana nanti kalau jalan. Bubar jalan, udah pasti gue lagi yang ketumpuan, sama kaya perjalanan sebelumnya.

Banyak banget pertimbangan gue untuk mengakhiri ini semua dan... yaudah hidup normal aja kaya biasa lagi. I mean, kembali jadi masyarakat biasa. Toh emang goalnya apa sih gue ikut itu? Pendidikan karakter? Gue merasa sudah cukup menerima "gemblengan" karakter dengan menghadapi beragam karakter manusia di organisasi tersebut. Iya gue belajar. Tapi gue ngga mau kaya gini... gue ngerasa jadi "belajar sendirian" sementara yang lain ngga nangkep esensi kegiatannya, dengan berlaku semena-mena seperti itu. Sudah dua perjalanan kaya gini. Dan karena tidak berada dalam ranah profesional, maka gue ngga bisa nuntut. Malah bisa-bisa gue yang dituntut: "kamu harusnya bisa membantu teman-teman kamu" atau "ini kan sudah kewajiban kamu untuk menjalani program organisasi".

Haha yea kaya mereka mau bantuin gue aja, bantuin diri mereka sendiri pun engga. Dan diperjanjian yang gue tanda tangani pun ada poin terberat akan dipulangkan alias diberhentikan dari program kalau emang udah ngga jelas. Yaudah lah gue mendingan memilih diberhentikan dari program aja kalau begitu. Pengalaman organisasi ini gue akui sangat berbeda jauh sama pengalaman berorganisasi gue yang lainnya. Gue tadinya mikir, apakah ini karena perbedaan latar belakang? Kayanya engga. Kalau emang punya attitude, latar belakang kayanya ngga akan mempengaruhi. 

Gatau deh gue merasa mau udahan aja. Gue ngerasa kaya capeeek bangeeet paraaah dengan hal-hal yang menyangkut mbantuin orang lain kaya gini. Coy padahal asli loh niat gue bantuin doang. Gue masih ngga paham kenapa orang-orang... bahkan yang baru gue kenal pun... ended up using me. Iya. Sekarang itu yang gue rasakan jadinya, apabila gue udah beberapa kali bantuin tapi ketika gue yang butuh, merekanya ngga ada. Gue jadi perhitungan? Bodo amat, gue merasa kalau gue juga perlu dihargai. Yea, so i'll cut more people around me. 

From now on gue mau punya kehidupan yang tenang tanpa drama-drama lagi. Gue mau melakukan apapun yang mau gue lakukan. Dan gue akan prioritaskan apapun yang mau gue lakukan, meskipun: "Kak tolong bantuin bikin peta." "Nad tolongin aku bikin laporan kerja." "Nad aku belum nemu topik tesis." Dah gue mo tutup telinga aja. Bodo amat anj gue mo tidur.

No comments:

Post a Comment