10.9.22

Relief 1.0

 Whew, it's almost two years since the last time I showed up in here.

Di luar hujan. Minggu ini, hampir tiap harinya hujan. Di Jakarta. Padahal mau ke Naga, belanja. Mungkin memang sudah takdirnya, aku istirahat saja di rumah. Lagi pula kepala sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Sudah dari sore tadi senat-senut tidak karuan. Namun disinilah aku, pada akhirnya.

Duduk di lantai kontrakan 3x10 meter. Di temani suara hujan dan kucing yang seenaknya tidur di kasurku. Dengan barang-barang yang berserakan di lantai kamar. Indahnya. Aku ingin bersyukur atas kondisiku saat ini.

Dari hal yang paling dasar: aku punya tempat tinggal untuk bernaung yang lebih dari cukup, ada makanan dan minuman tersedia disini, aku juga punya banyak pakaian layak pakai. Aku membeli AC dua minggu yang lalu (meski pada akhirnya jarang terpakai karena tidak kuat dingin), aku baru saja menyelesaikan sertifikasi pekerjaan yang biayanya seharga AC baruku:') aku masih berjuang untuk menyelesaikan pendidikan jenjang magister, aku punya pekerjaan setidaknya sampai akhir tahun ini, aku punya teman yang senantiasa menanyakan kabarku, aku punya keluarga yang bisa diandalkan, aku akhirnya berhasil keluar dari hubungan toxic, aku sudah selesai menjadi pelatih pendidikan dasar meskipun hanya bertugas 10 hari, aku berhasil menahan niat membalas dendam meskipun disakiti "teman" sendiri, aku di follow back banyak selebgram seminggu terakhir ini. Wow. It's actually so many, huh. Dari yang paling penting, sampai yang paling nggak penting. Hahaha.

Damai sekali. Baru segini saja, rasanya sudah damai sekali.

Kalau ditanya apakah aku pernah menyesali keputusanku dan apa yang telah terjadi... yah, kalau kata orang: nasi sudah jadi bubur. Rasa menyesal pasti ada. Tapi mungkin karena saking seringnya aku menjerumuskan diriku sendiri ke "jalan yang tidak benar", rasa sesal itu tidak sebesar rasa bersyukurku karena sudah diberikan kesempatan untuk belajar. Belajar dari kesalahan dan pengalaman. Tidak punya orangtua yang bisa menjagaku 24/7 sejak masih SD, membuatku mau tidak mau akhirnya belajar sendiri. But that's a cool thing, though.

Dahlah, sekarang aku hanya mau hidup yang damai dan stabil saja. Stabil secara finansial, stabil secara emosional, stabil secara mental, dan stabil secara spiritual. Ada uang lebih, ya, naik gunung. Kalau tidak ada uang lebih, ya, kerja dulu. Sedang ingin memutuskan diri dari hal-hal yang hanya bikin pusing pikiran saja. Hanya berharap semoga rencana ke depannya bisa lancar... dan stabil, dan damai. Aamiin.

No comments:

Post a Comment